Ekonomi Kreatif Lampung Sai Batin:
Potret potensi Budaya di Desa Tajur Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Lampung memiliki potensi budaya yang harus terus dilestarikan. Kebudayaan sebagai pandangan hidup harus menjadi titik tolak untuk melihat budaya Lampung sebagai lokus pembangunan di masa depan. Dalam pengembangan ekonomi kreatif, unsur budaya merupakan hal yang sangat penting karena mengandung nilai-nilai sebagai daya tarik bagi eksternal untuk hadir dan menikmati keragaman budaya.
Catatan-catatan buku ini penting melihat bagaimana Lampung khususnya Sai Batin di Desa Tajur memiliki potensi besar untuk membangkitkan wisata budaya. Selain berdekatan dengan pantai dan teluk kiluan, Tajur menjadi Desa yang masih kokoh dalam mempertahankan budaya Lampung di tengah arus modernisme.
Budaya sebagai jati diri, tingkah laku, nilai-nilai penting untuk dianggit kembali oleh generasi yang selama ini mengabaikannya. Dalam 16 Sub Sektor ekonomi kreatif, desa Tajur memiliki potensi diantaranya arsitektur rumah adat, fashion, kuliner, kriya (kerajinan) , seni pertunjukan tari, musik, seni rupa dari sub ini jika dilanjutkan dengan kolaborasi media digital akan menghasilkan sub sektor yang lain yaitu fotografi, film, video, desain interior Lampung modern, desain produk dan lainnya.
Buku ini mencoba untuk menggali lagi potensi ekonomi kreatif berbasis kebudayaan sai batin. Masyarakat Lampung yang plural dan berkembangnya asimilasi budaya, menjadi tantangan tersendiri bahwa Lampung akan terus melestarikan budaya sebagai warisan peradaban.
Buku ini ditulis dengan semangat kuliah pengabdian masyarakat (KPM) IAIN Metro yang menggali melalui wawancara para tokoh adat, pemangku desa, berinteraksi langsung dan terlibat (etnografi) langsung dalam menemukenali berbagai kearifan budaya yang ada di Desa Tajur dan kecamatan marga punduh secara umum.
Para penulis ikut terjun langsung merajut, menenun kain, memasak makanan lokal, mengikuti prosesi adat dan melihat fenomena tradisi budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Harapan besar catatan-catatan buku ini dibaca sebagai pengingat betapa kayanya budaya Lampung. Silahkan hadir dalam bedah bukunya di Pasar Yosomulyo Pelangi Sabtu 07 September 2019.