Metro, metrouniv.ac.id – Dalam rangka menangkal radikalisme dan terorisme dilingkungan sekolah, IAIN Metro menyelenggarakan Focus Group Discussion untuk sekolah dan madrasah seprovinsi Lampung. mengusung tema “Moderasi Beragama dalam Sinergi Melawan Radikalisme dan Terorisme untuk menjaga NKRI” Acara tersebut berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Metro. (6/6/2022)
Turut hadir pada acara tersebut, Ibu Chusnunia Chalim, Ph.D (Wakil Gubernur Provinsi Lampung), Puji Raharjo, S.Ag., S.S., M.Hum. (Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Lampung), Drs. Sulpakat, MM (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung), Ken Setiawan ( Pendiri NII Crisis Center ), dan Drs. Jazim Achmad, M.Pd (Rektor Universitas Muhammadiyah Metro).
Rektor IAIN Metro Lampung, Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag. PIA dalam sambutannya menuturkan bahwa dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan dapat menjauhkan paham-paham radikalisme dan terorisme di lingkungan sekolah maupun madrasah.
“Acara ini disambut baik oleh ketua BNPT RI, serta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Maulana Habib Lutfi bin Ali bin Yahya. kementrian agama menjalin sinergitas dengan melakukan MoU dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI. Saya juga mendapat amanah dari bapak Brigadir Jendral Polisi M. Ahmad Nurwahid S.E., MM untuk bersama-sama para rektor dan akademisi untuk membahas dan memberikan rekomendasi tentang Perppu pelarangan Idielogi yang bertentangan dengan pancasila”, tutur Rektor IAIN Metro.
Chusnunia Chalim, Ph.D selaku Wakil Gubernur Provinsi Lampung selaku keynote speaker menyampaikan bahwa moderasi beragama merupakan langkah strategis dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme.
Salah satu peserta yang turut menghadiri acara Focus Group Discussion, Ibu Sunarti selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Metro turut menanggapi, beliau mengatakan “Saya sangat mengapresiasi acara hari ini terutama dalam lingkungan pendidikan, harus betul-betul ditanamkan terkait dengan radikalisme dan terorisme. Jangan sampai peserta didik kita yang merupakan aset bangsa generasi emas ini masuk ke dalam jaringan-jaringan radikalisme maupun terorisme.” Tuturnya.